SEJARAH SINGKAT PAROKI
SEJARAH SINGKAT PAROKI
Pada mulanya, wilayah Kartasura ada dalam reksa Pastoral Paroki St Petrus Purwosari. Pada Tahun 1950, Bapak Fransiskus Xaverius Suharto memohon kepada Rama Paroki Santo Petrus Purwosari agar berkenan memberi pelajaran agama Katolik di rumah keluarga Yosef Priyosudarmo di Kampung Pucangan RT 01 RW 11 Kartasura, untuk memberikan pelajaran agama Katolik kepada para calon baptis yang waktu itu berjumlah 10 orang.
Empat belas tahun kemudian tepatnya pada tahun 1964 paguyuban umat Katolik yang ada di wilayah Kartasura mendapat Status Stasi (diberi nama Stasi Kartasura) dari Paroki Santo Petrus Purwosari dan Rm. Fransiskus Paulus Huneker, MSF berkenan menetap untuk mendampingi umat dengan bertempat tinggal di rumah keluarga A.J.
Suharjo. Setelah mendapat status Stasi, umat berkembang cukup signifikan sehingga Rm. Fransiskus Paulus Huneker, MSF menyampaikan kepada Bapak Kardinal Yustinus Darmoyuwono rencana untuk pembentukan Paroki Kartasura. Tindak lanjut dari rencana pembentukan Paroki Kartasura adalah dengan membeli tanah seluas 1.250 m² di sebelah utara Benteng Kartasura (sebelah timur SMP Muhammadiyah Kartasura) yang sedianya akan dibangun untuk Gedung Gereja namun karena satu dan lain hal ternyata tidak bisa membangun Gedung Gereja di tanah itu. Selanjutnya tahun 1967 dibeli tanah seluas 200m² di Jalan Slamet Riyadi 25 Kartasura yang waktu itu ditempati oleh sekolah ST-2 dan STM Pancasila. Pada waktu itu terjadi kesepakatan antara Rm. Fransiskus Paulus Huneker, MSF dan Kepala Sekolah bahwa bangunan 15 sekolah dipindahkan ke tanah PGPM seluas 1.250M² dan bisa dipergunakan untuk kegiatan belajar mengajar ST-2 dan STM Pancasila (yang sekarang menjadi SMK Pelayaran Kartasura).
Kesepakatan itu dikuatkan oleh pihak Keuskupan Agung Semarang
yang memberikan izin Hak Guna Bangunan (HGB).
Perubahan dari Stasi Kartasura menjadi Paroki Kartasura
Pada tanggal 10 Februari 1970, dibentuk Panitia Pembangunan
Gereja Katolik Kartasura. Selanjutnya pada tanggal 14 Februari 1970,
Panitia Pembangunan Gereja Katolik Kartasura mengajukan Surat
Permohonan Izin membangun Gereja kepada Bupati Sukoharjo.
Sembari menunggu Perizinan keluar, dimulailah Peletakan batu
pertama Gedung Gereja dan Pastoran yang dilaksanakan oleh Rm.
Fransiskus Paulus Huneker MSF pada tanggal 17 Maret 1970. Surat
ijin dari Bupati Sukoharjo keluar tertanggal 2 Mei 1970 di mana dalam
surat itu Pemerintah Daerah Sukoharjo memberikan pernyataan tidak
berkeberatan untuk dilaksanakannya pembangunan Gereja Kartasura.
Pada tanggal 9 Januari 1971 terjadilah Pemberkatan dan
Peresmian gedung Gereja Paroki Kartasura yang dipimpin oleh Bapak
Kardinal Yustinus Darmo Yuwono. Pada tanggal 9 Januari 1971 ini
pula, lahirlah Gereja Paroki Santa Maria Kartasura yang secara resmi
lepas dari Gereja paroki Santo Petrus Purwosari dan Rm. Fransiskus
Paulus Huneker, MSF ditunjuk menjadi Pastor Paroki yang pertama
kali. Mulai hari itu juga semua urusan dan pencatatan administrasi
menjadi tanggung jawab Paroki Santa Maria secara tersendiri.
16
Umat Paroki Santa Maria Kartasura semakin bertambah dengan
diserahkannya beberapa stasi dari paroki terdekat karena jarak
penggembalaan dekat dengan Paroki Santa Maria Kartasura. Umat
Stasi Mayang dan Gawok diserahkan pada tahun 1972 oleh Paroki
Santo Petrus Purwosari. Kemudian pada tahun 1976, Stasi Sawit
diserahkan oleh Paroki Santo Yohanes Rasul Delanggu dan Stasi
Banyudono diserahkan oleh Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan
Maria Boyolali.
Sebagai Paroki, Paroki Santa Maria Kartasura digembalakan oleh
para rama MSF mulai 9 Januari 1971 sampai pada 15 September 1993.
Selanjutnya mulai tanggal 15 September 1993 sampai saat ini Paroki
Santa Maria Kartasura digembalakan oleh rama-rama Diosesan
Keuskupan Agung Semarang.
Renovasi Gedung Gereja Santa Maria dan Gedung Pastoral
Pada tahun 2012, Rm. Heribertus Suprihadi, Pr. mewacanakan
perlunya menata kawasan Gereja dan Gedung pelayanan Pastoral
karena diketemukan atap bangunan-bangunan yang mulai merapuh.
Wacana ini ditanggapi dengan sangat antusias oleh umat. Namun tidak
sampai 1 tahun, beliau mendapatkan penugasan baru dan kemudian
digantikan oleh Rm. Petrus Suratmin, Pr.
Masterplan pembangunan Gereja dan penataan kawasan Gereja,
berdasarkan situasi yang aktual di kompleks Gereja Kartasura
diselesaikan pada tahun 2015 oleh Rm Petrus Suratmin, Pr. dan pada
tanggal 5 Juni 2015 bersamaan dengan hari penerimaan sakramen
krisma, dicanangkanlah peletakan batu pertama pembangunan Gedung
17
Gereja dan Pusat Pelayanan Pastoral Paroki Santa Maria Kartasura oleh
Uskup Keuskupan Agung Semarang Mgr. Johannes Pujasumarta. Izin
pembangunan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo resmi
keluar dengan Surat Keputusan Bupati Sukoharjo Nomor 503/544/2015
tentang Pemberian Izin Pembangunan Renovasi Bangunan/Gedung
Gereja tertanggal 18 Juni 2015.
Akhirnya, pada Tanggal 11 Juni 2017 gedung Gereja Santa
Maria Paroki Kartasura diberkati oleh Mgr. Robertus Rubiyatmoko.
Selanjutnya, Tanggal 28 September 2017 gedung pelayanan pastoral
selesai dibangun dan diberkati oleh Mgr. Robertus Rubiyatmoko dan
prasasti ditandatangani oleh Bpk. H. Wardaya Wijaya, SH, sebagai
Bupati Sukoharjo.
Renovasi kapel-kapel Paroki Santa Maria Kartasura
Setelah renovasi Gereja Santa Maria dan Gedung Pelayanan
Pastoral Paroki Kartasura selesai pada tahun 2017, Romo Aloysius Dwi
Prasetyo Pr bersama dengan Pengurus Kapel separoki menemukan
kondisi bangunan fisik kapel-kapel yang ada di paroki Kartasura juga
sudah layak untuk direnovasi karena usia bangunan yang berkisar 25 –
40 tahun dan merapuh. Diperlukan penataan kawasan kapel yang layak
untuk peribadatan dan kegiatan umat serta terintegrasi dalam
mendukung reksa pastoral paroki. Oleh karena itu, Dewan Pastoral
Paroki, PGPM, Pengurus Kapel dan Umat bertekad merenovasi semua
Kapel yang ada di Paroki Santa Maria Kartasura. Renovasi kapel
dimulai tahun 2019 dan pada tahun 2021 ini sudah terselesaikan 3
kapel yakni, Kapel Santo Yosep Mayang, Kapel Santa Maria Goreti
18
Sawit, Kapel Santo Yohanes Banyudono. Mulai 1 November 2021
Kapel Santo Petrus Colomadu mulai direnovasi. Sementara Renovasi
Kapel Santo Paulus Blulukan dan kapel Kristus Raja Gawok akan
dilaksanakan pada tahun 2022.